Sabtu, 24 Oktober 2015

Review Only Yesterday (Ghibli Studio)

                                                             Sumber gambar

Kali ini gua akan bahas film animasi yang sore tadi baru gua tonton, film ini diproduksi oleh Ghibli Studio buat kalian yang ga tau apa itu Ghibli Studio gua akan jelaskan sedikit jadi mereka adalah PH yang membuat banyak film animasi. Studio ini didirikan oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki. Ghibli Studio menciptakan banyak film animasi yang terkenal hingga ke Hollywood dan menjadi legenda sebut aja My Neighbor Totoro, Whisper of The Heart, Spirited Away, Ponyo, Arrietty, dan banyak lagi. 
Satu yang ngebuat gua suka banget sama Studio Ghibli adalah mereka memiliki ciri khas disemua filmnya, fantasi, gambar yang bagus, detail animasi yang wow, jalan cerita yang out of the box, pesan moral didalam film itu sendiri tapi yang paling gua suka adalah akhir cerita yang abstrak. Dari beberapa film buatan Studio Ghibli yang gua tonton akhir ceritanya ga pernah dijelaskan secara gamblang justru memiliki kesan yang menggantung gua suka banget sama akhir cerita yang kaya gini karna memiliki kesan kalo akhir dalam film ini tuh awal yang baru buat para tokohnya jadi penonton bisa menebak-nebak sendiri kelanjutan cerita para tokohnya. 

Namun, film yang akan gua bahas kali ini sedikit berbeda dari film buatan Ghibli Studio pada umumnya, di film Only Yesterday ini Studio Ghibli seakan meninggalkan ciri khasnya yang bergenre fantasi. Only Yesterday adalah film yang menurut gua memiliki genre slice of life. Sedikit kecewa sih karena film ini bukan film fantasi tapi kekecewaan gua terobati saat akhir cerita yah diakhir cerita Studio Ghibli seakan memberikan watermark disetiap karya mereka "fantasi". 


Only Yesterday bersetting ditahun 1982, Taeko wanita karir berumur 27 tahun yang menghabiskan seluruh hidupnya di Tokyo dan bekerja disalah satu perusahaan disana. Suatu hari ia memutuskan untuk pergi mengunjungi keluarga kakak tertua dari kakak iparnya yang berada disebuah desa untuk membantu panen bunga safflower dan pergi sejenak dari kehidupan kota. didalam kereta ia mengingat kenangan dirinya yang berusia sepuluh tahun dikelas lima sekolah dasar ditahun 1966. 

Saat tiba distasiun Taeko bertemu dengan Toshio, keponakan kakak iparnya yang kedua, selama tinggal di Yamagata Taeko kembali mengingat masa kecilnya yang berusia sepuluh tahun. Ia mengingat kisah cinta monyetnya dengan seorang anak laki-laki dikelas sebelah, saat ia merajuk pada kedua orang tuanya, bagaimana ia menghadapi pubertas hingga frustasi matematika dan masalah laki-laki. 

Only Yesterday dikemas secara unik oleh Studio Ghibli, mereka menggunakan animasi klasik saat menceritakan Taeko diwaktu kecil namun saat Taeko dewasa mereka menggunakan animasi yang lebih realistik pada bagian otot wajah. Alur cerita yang maju mundur juga membuat animasi ini semakin unik walaupun harus gua akuin alur maju mundur difilm ini bikin film ini sedikit rumit. 

Tapi walaupun alur yang digunakan sedikit rumit kalian akan tetap mengerti jalan cerita yang disampaikan oleh Studi Ghibli karena mereka menjabarkan dengan detail disetiap adegan. Dan untuk kalian yang menyukai anime detail, Only Yesterday mampu memberikan background dan penokahan yang sangat detail dan elegan. Suasana Jepang antara tahun 1980-1990 an sangat terasa dan gua suka banget sama kesan klasik yang ditonjolin sama film ini, ya emang sih gua nonton film animasi keluaran tahun 1990 an ditahun 2015 pasti berasa banget kesan jadul difilm ini.

Jujur awal-awal film ini bikin bosen penggambaran yang terlalu detail justru menjadi bumerang tersendiri difilm ini ditambah alur maju mundur yang membuat film ini sedikit ngejelimet buat kalian yang pengen nonton film tanpa mikir dan pengen nonton film animasi yang fun lupakan film ini karena film ini sangat slice of life mendekati membosankan. 

Tapi buat kalian yang suka slice of life tanpa klimaks yang berarti film ini bagus ditonton walaupun gua lebih merekomendasikan whisper of the heart tapi bukan berarti film ini jelek ga film ini bagus pesan yang pengen disampaikan sama Studi Ghibli bisa gua tangkap. 

Film ini ingin menggambarkan seorang wanita Jepang yang mandiri dan sukses, namun film ini juga menggambarkan tentang mimpi dimana Taeko yang sebenarnya memiliki mimpi untuk tinggal didesa menjadi petani dan memiliki lahan pertanian sendiri. 

Film ini juga menggambarkan sudut pandang seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun dalam menghadapi kehidupannya sehari-hari, jatuh cinta, frustasi pada pelajaran matematika, teman sekelas yang menyebalkan dan menghadapi menstruasi sebuah situasi yang bahkan ga ada dijaman sekarang. 

Akhir cerita film animasi ini adalah saat dimana Taeko memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi seseorang yang tinggal didesa dan memiliki lahan pertanian sendiri bahkan ia membuka hati untuk Toshio. Gua pribadi cukup suka sama film ini tapi kalo harus nonton sekali lagi gua memilih untuk menolak. Oh iya kedepannya gua akan memberikan review dari beberapa film buatan Studio Ghibli karena gua suka banget sama film buatan mereka jadi gua harap kalian ga akan bosen kalo gua ngebahas film animasi jadul lagi hahahaha.

Rating Film: 3/5



3 komentar:

  1. selalu suka sama kartun keluaran studio ghibli ga ada yang jelek


    parfum

    BalasHapus
  2. Yap bner w juga suka ,the best emg studio ghibli

    BalasHapus
  3. Menurutku film ini akan dimengerti diwaktu yang berbeda setelah menontonnya.ini bukan tentang "oh begini toh ceritanya",tapi lebih sperti merefleksikan sesuatu yang realistis disaat sekarang.dan apa yang terjadi diwktu kecil ternyata itu sangat berdampak ketika dewasa.scene ketika ayah Taeko gak ngizini pencari bakat akting buat merekrut Taeko juga termasuk momen tidak bahagia yang mbuat seorang anak hanya bisa memendam keinginannya.dan yang paling sering terjadi adalah ketika taeko ingin pulang setelah liburan mulai merasa "tidak begini yang kumaksud" saat Toshio menembaknya.Taeko yang terbiasa hidup dikota seketika tersadar mana mungkin dia bisa hidup didesa dengan pria yang baru saja dikenalnya.lagian juga dia kesini cuma mau liburan saja.
    disini nih yg sperti kita tengah bercermin kalo apa2 yang kadang kita ucapakan seperti "enak ya tinggal didesa,udaranya enak,gak bising bla bla bla,tapi ketika kesempatan itu datang.kitanya malah jadi sperti mau "menelan lubah kembali" ketika tau sulitnya tinggal didesa dibanding enak dan mudahnya hidup dikota..
    menurutku ni film adalah sindiran paling realistis terhadap perubahan yg terjadi dimasa sekarang.

    BalasHapus